Selasa, 07 April 2009

Psikotropika dan Pengaruhnya bagi Kesehatan

Saat ini pemerintah dan segenap jajarannya serta masyarakat sedang berperang terhadap obat-obatan terlarang, zat psikotropika, miras, pornoaksi dan pornografi karena melihat begitu berat dan besarnya akibat yang ditimbulkannnya baik dari sosial, psikhis,maupun fisik pemakainya, terutama bagi kalangan pemuda khususnya pelajar dan mahasiswa di negeri ini, karena akan merusak gerenasi yang akan melanjutkan proses pembangunan dimasa sekarang maupun masa mendatang. Seperti telah diketahui banyak sekali seminar, simposium dan acara-acara lain yang membahas masalah ini namun hingga kini kejadian (kasus) pemakai, pengedar , penyelundup serta pembuat obat psikotropika ini semakin hari semakin bertambah saja. Berikut ini gambaran pengaruh dan cara kerja zat psikotropika yang banyak dikonsumsi masyarakat :Obat-obatan psikotropika atau psikoaktif adalah zat kimia yang salah satu gunanya adalah mengganti fungsi otak. Bila disalahgunakan akan menyebabkan perubahan persepsi, suasana hati (mood, kesadaran (consciousness) dan perilaku penggunanya.Pengaruh obat-obatan ini berbeda pada satu pemakai dengan pemakai lainnya. Hal ini tergantung pada dosis dan lama pemakainnya. Obat-obatan jenis ini dikenal dengan istilah "street drug". Berikut gambaran pengaruhnya pada sistem syaraf :a. Morfin dan Heroin (Opiat)Morfin berasal dari ekstrak tanaman Papaverum Somniferum. Derivat dari P. Somniferum adalah morfin, heroin, kodein,naloxon, nalbufin dan pentazocine. Nama lain heroin ialah smack, junk, horse, H, tar, putauw. Heroin di pasar gelap berbentuk bubuk, berwarna putih atau gelap kecokelatan.Biasanya digunakan lewat injeksi intra vena, dengan cara melarutkannya dalam air terlebih dulu. Morfin juga dapat dihirup. Caranya, bubuk obat ditaruh di atas permukaan kaca kemudian diisap dengan kertas yang digulung. Morfin digunakan sebagai obat analgesik, baik yang sifatnya lemah seperti codein dan dextropropoxyphene, maupun yang bersifat kuat seperti morfin dan pentazocine.Bila orang diinjeksi morfin atau heroin, obat akan cepat disalurkan ke saraf pusat di otak. Mekanisme kerja morfin lebih rumit daripada kokain karena melibatkan paling sedikit tiga saraf neuron dalam otak.Penggunaan opiat yang berkelanjutan mmebuat tubuh ketergantungan. Pengguna tidak dapat menikmati hidup normal (hilang selera makan, minum, nafsu seks, dan lain-lain) tanpa bantuan obat tersebut.Pengaruh cepat morfin bila diisap tampak dari frekuensi pernapasan menurun dan pupil mata menyempit. Gejala itu diikuti mata berair hidung kembang kempis, sering menguap, nafsu makan menurun, tremor, panik, berkeringat, mula, kejang, dan insomnia.Pada model injeksi ada dua bentuk efek. Jangka pendek akan terjadi perasaan tidak menentu, kulit menjadi hangat, mulut kering, tangan susah diangkat atau lemah, gangguan mental sehingga saraf tidak berfungsi sempurna dan merasa malas. Ini akibat adanya hambatan pada saraf pusat. Hal ini biasanya terjadi pada pengguna baru.Efek janga panjangnya berupa hilangnya nafsu makan, tremor, berkeringat, muntah, kejang otot, susah tidur, tekanan darah dan suhu tubuh meningkat. Gejala ini bisa terjadi selama beberapa hari.Untuk pengguna injeksi, kemungkinan terinfeksi HIV/AIDS sangat besar bila alat suntik tidak steril atau digunakan bersama-sama.KokainKokain mulai populer di tahun 80. Perangsang saraf pusat ini diekstrak dari tanaman spesies coca, yaitu Erythroxylum coca. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Pegunungan Andes, Bolivia dan Peru.K�kain ditemukan dalam dua bentuk yaitu garam kokain yang mudah larut dalam air, dan kokain basa yang tidak mudah larut. Bentuk garam (cocain-HC) biasanya dihirup sedangkan basanya dirokok. Pengguna paling sering mengisapnya sehingga kokain terserap lewat mukosa hidung dan masuk darah serta dengan cepat diserap otak.Secara umum kokain membuat penggunanya lebih energik dan percaya diri. Namun, bila dikonsumsi berlebihan menyebabkan depresi. Pengguna akan merasa lelah, iritasi, gelisah, dan berusaha mengonsumsi lagi untuk mengatasi perasaan tersebut (ketagihan).Gejala yang sering terlihat pada pencandu kokain adalah tekanan darah meningkat, jantung berdenyut cepat dan menyebabkan serangan jantung, stroke, mual, sakit kepala, berkeringat, sesak napas, susah tidur, nafsu makan hilang.EkstasiNama kimianya metylen dioxymethyl amphetamine (MDMA). Obat ini digunakan luas untuk terapi psikologis pada tahun 1970. Pada Konvensi Obat Psikotropika tahun 1971, ekstasi termasuk dalam golongan obat berbahaya. Ia berpotensi besar sebagai penyebab ketagihan (adiksi), tetapi untuk terapi termasuk kecil pengaruhnya. Karena itu, kontrol terhadap distribusi dan penggunaannya diawasi ketat dan dilarang dipakai secara Dengan berkembangnya musik keras (dance rock music) di tahun 1980-an, obat ini menjadi sangat populer dan disebut E, yang mencerminkan transformasi kebudayaan, tingkah laku, dan selera anak muda. Sepanjang tahun 1990-an konsumsi ekstasi meningkat pesat di seluruh dunia dan erat sekali dengan pesta, bar, diskotek, dan musik keras. Ekstasi sering dikonsumsi dalam bentuk tablet, permen, juga dihirup.Obat ini berpotensi merusak reseptor serotonin dan neuron serotonin dalam otak. Serotonin adalah sistem kimia saraf yang mengatur emosi, perasaan, berpikir, mengingat (memori), dan tidur.Gejala awal pengaruh ekstasi adalah depresi, kerusakan otak, gelisah, mual, keringat dingin, dan kerusakan hati. Dalam jangka lama akan terjadi gangguan memori. Depresi yang muncul menyebabkan individu menjadi penyendiri, prestasi kerja atau sekolah menurun.(s21)
sumber:http://www.dinkesjatim.go.id/berita-detail.html?news_id=70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar